Keterangan Gambar : Ilustrasi Gambar bersumber : kamikamu.co.id
As-Syafi’i menyatakan bahwa ilmu itu ada dua; ilmu fiqih untuk mengetahui
masalah keagamaan dan ilmu kedokteran untuk merawat kondisi tubuh. al-Ghazali
pun memberikan pendapat bahwa ilmu kedokteran merupakan ilmu yang terpuji. Kemuliaan
dan kedudukan tertinggi dalam Islam diyakini bahwa ilmu ini pertama kali
dicetuskan pertama kali diwahyukan kepada Nabi Idris as. Pada masa itu (Jahiliyah)
teori yang dipraktikkan adalah teori kedokteran Yunani yang dikenal seorang
dokter bernama Haris bin Kaladi. bahkan dimasa kepemimpinan Rasululloh, Rasulullah
saw. juga menginstruksikan untuk berobat padanya.
Sementara pembukuan pertama kali terkait ilmu kedokteran dalam Islam ditulis
oleh Ali bin Rabban ath-Thabari melalui kitab Firdaus al-Hikmah pada
tahun 850 M. dari situ muncullah ilmuwan-ilmuwan kedokteran seperti Abu Bakar
Muhammad bin Zakariya ar-Razi (864-926M) atau dikenal dengan sebutan Razes melalui
karya 200 buku ilmu kedokteran. Salah satu karya Abu Bakar/Razes adalah kitab
al-Hawi yang terdiri dari 20 Jilid yang menjadi banyak rujukan para pakar medis
barat.
Pada 370 M/980M – 428H/1037M muncul Abu Ali al-Husain bin Abdullah atau
lebih dikenal ibnu Sina atau Avicenna (sebutan para Ilmuwan Barat). Karya dia yang
dikenal adalah al-Qanun fi ath-Thibb, kitab ini dikenal dengan sebutan The
Canon of Medicine.
Selanjutnya ilmu kedokteran berkembang melalui munculnya Ibnu Rusyd
(1126-1198M) dengan nama lengkap Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad. Pada
hakekatnya keberadaan ilmu kedokteran identic dengan ilmu filsafat karena berkaitan
dengan keilmuan diri seorang manusia.
*Dari Berbagai
Sumber
Oleh : Moch
Mahsun