Keterangan Gambar : gambar KH Zaini Mun im bersuber dari : www.tanwirulafkar.id
Diskursus tentang menikah ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi kalangan
manapun. Bahkan bagi kalangan santri, pembahasan mengenai seputar pernikahan
selalu saja menjadi topik yang sangat digandrungi. Sebab itu, menjadi santri
yang notabenenya mondok di Pondok Pesantren tentu akan mempermudah santri untuk
mendapatkan wejangan saat mereka hendak melangsungkan pernikahan.
Salah satu wejangan yang melekat pada santri Pondok Pesantren Nurul Jadid
adalah pesan (Alm) KH. Zaini Mun’im yang merupakan pendiri dan pengasuh pertama
PonPes yang sudah berdiri 73 tahun silam. Pesan tersebut disampaikan oleh KH.
Zuhri Zaini yang merupakan putra ke-5
serta pengasuh ke-4 sampai sekarang ini saat pengajian kitab yang rutin
diampunya setiap setiap pagi hari.
Terdapat 3 pesan yang pendiri sampaikan untuk bekal santri-santrinya yang
hendak menikah. Pertama, يكفيك من البيت
ما يظلك artinya cukup bagimu rumah yang
mampu menaungimu. Pesan pertama ini sangat mendalam sekali sebab tujuan utama
menikah adalah untuk menyempurnakan separuh agama serta meraih pahala dari
Allah. Namun, banyak dari masyarakat yang menilai bahwa materi merupakan modal
penting untuk menikah sehingga banyak yang masih berharap untuk memiliki harta
berlimpah saat mneikah dengan jodohnya.
Kedua, من المركب ما يصلك من المقصودك artinya kendaraan yang mampu membawamu pada
tujuanmu. Jelas sekali bukan bahwa tidak harus mobil mewah atau jet pribadi
yang mampu menjadikan sebuah rumah tangga menjadi sakinah mawaddah wa rahmah.
Yang perlu diamalkan adalah bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan. Meski
hanya bermodal sepeda bebek jika pasangan suami istri mampu menghidupkan
keluarganya dengan cahaya islami tentu sudah mejadi torehan yang sangat baik
sekali.
Terakhir, من الرجل/امرأة ما يعينك الى عبدة الله
yang bermaksud bahwa baik laki-laki maupun perempuan harus mencari yang mampu
mengajakmu terus beribadah pada Allah SWT. Intinya, dari pesan ketiga ini yakni
mencari jodoh harus yang saleh salehah. Bukan hanya fisik saja yang menjadi
acuan namun juga akhlak serta ibadahnya yang paling diutamakan. Karena
ketampanan dan kecantikan akan pudar seiring waktu dan itu hanya bersifat
sementara saja. akan tetapi jika akhlak serta kesalehan seseorang akan terus
melekat pada dirinya hingga akhir hayat.
Hikmah terbesar dari pesan-pesan KH. Zaini Mun’im ini tak lain adalah agar
para santrinya hidup sederhana dan tak banyak menuntut akan pasangannya. Di
masa hidupnya beliau sudah mengamalkan pesan-pesannya ini hingga juga diikuti
oleh putra-putrinya. Selain itu, impian beliau agar santri-santrinya juga ikut
mengamalkan ajaran ini agar kehidupan berumah tangganya menjadi keluarga yang
penuh rahmat dan bernilai ibadah tanpa khawatir terlena silaunya dunia.
Nada Fitria
Santriwati dan Mahasiswi Tingkat Akhir Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Nurul Jadid Asal Situbondo