Bekali hidup dengan mengambil Uswah Hasanah Rasulullah SAWMaulid Nabi SAW
Bekali hidup dengan mengambil Uswah Hasanah Rasulullah SAW

Kab. Probolinggo (IslamNu) Tepat pada malam 27 Rabi’ul Awal 1439 H bertepatan dengan 16 Desember 2017 Pipinan Cabang Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz Kabupaten Probolinggo menggelar “Pengajian Umum Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW” bertempat di Masjid Besar “Ar-Rahman” Kecamatan Wonomerto. (Sabtu, 16/12/2017).

Acara yang didukung penuh Jajaran pengurus PC-JQH Kabupaten bersama PAC setempat dihadiri Ketua JQH. Probolinggo KH. Masduqi bersama jajarannya, Perwakilan KUA, Rais Syuriyah MWCNU Kyai Abdullah, Ketua MUI, Penyuluh Agama, serta toga-tomasy sebagai wujud membangun kebersamaan dalam menata umat dengan senantiasa mengacu pada keteladanan Sang Nabi SAW. sebagai pemilik Titel Rohmatan Lil Alamin.

Dalam sambutannya Ketua Panitia yang dalam hal ini disampaikan Ust. Badrus Sholih Bendahara PC. JQH Probolinggo menyampaikan terima kasih kepada semua undangan utamanya kepada Kepala Desa Patalan yang telah memberikan ijin untuk ditempati acara mulia ini, jajaran panitia, kepala TPQ-Madin dan pengurus Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz yang telah berkontribusi baik tenaga maupun finansial hingga acara ini bisa terlaksana. Kegiatan Maulid Nabi SAW ditaruh di Masjid Besar Ar-Rahman ini, semata-mata mengharapkan ghirah dan semangat warga masyarakat untuk memakmurkan masjid sebagai tempat syiar islam, ulasya.

Sementara Habib Qushay bin Muhammad Asegaf asal Banyuwangi yang saat ini sudah menetap di Probolinggo menyampaikan beberapa ulasan hikmah terkait maulid nabi serta beberapa intisari yang selanjutnya bisa menjai pijakan kita dalam hidup di dunia fana ini. Berikut pesan-pesan beliau yang bisa kita petik; “Kita hadir di sini telah mendapatkan pemberian pangkat luar biasa dari Allah, sebagai tamunya Allah SWT”.

Ulama-ulama kita terdahulu dari kalangan salafus sholih memiliki aturan dan adab masuk masjid sebagaimana tertulis dalam karangan-karangan monomental mereka, di dalamnya diatur berbagai cara beramal sholih, bagaimana kita melangkahkan kaki, berpakaian dan adab ketika berada di dalamnya, seperti beri’tikaf dan memperbanyak membaca Al-Qur’an dan dzikir.

Mereka memulyakan masjid dengan melaksanakan amalan-amalan sunnah, bahkan ada suatu cerita seorang ulama terdahulu lupa melangkahkan kaki kanannya ketika memasuki rumah Allah SWT maka kemudian ia keluar lagi, kemudian kembali memasukinya dengan kaki kanannya karena demi menjaga kesunnahan dan memulyakan masjid.

“Maka dengan niat untuk memulyakan masjid dan memakmurkannya, Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz (JQH) Kabupaten Probolinggo melaksanakan acara ini di sini”, sebagaimana  disabdakan oleh Rasulullah SAW. Masjid merupakan tempat yang paling mulia karena termasuk “Baitun min Buyuutillah”.

Saat ini kita sedang bertamu kepada Allah SWT Dzat Maha yang maha kaya, apapun yang kita minta akan terkabulkan jika kita mampu kewujudkan cinta-Nya dalam kecintaan kita kepada-Nya. Dan permintaan kita yang paling utama adalah "ampunan dan rahmat-Nya". Kita semua dalam deraian dosa senantiasa mengharapkan ampunannya dan selalu berharap rahmat-Nya.

Di sinilah perbedaan antara orang-orang yang beriman dengan lainnya, munafik ia contohkan berbeda dalam memanfaatkan waktu utama yang seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik, namun mereka sia-siakan. Kita hendaknya menjadi umat yang sadar bahwa kita senantiasa membutuhkan masjid sebagai gantunan jiwa kita dengan Allah Swt.

Selanjutnya, Habib Qushoy menambahkan “Dengan ilmu kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, ilmu yang harus mengatur kita, dengan ilmu kita melangkah ke arah yang barokah menuju arah yang diridhoi penciptanya”.

Pertama, meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Orang yang benar-benar beriman kepada Allah Swt. akan besar rasa cintanya kepada Rasulullah Muhammad Saw sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada Nabi Muhamma Saw sebagai utusan Allah harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Kedua, meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. berfirman : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21). Ketiga, melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan juga para Nabi. Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini. Beliau bersabda : “Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik). Selain itu, sebagai bagian dari umat Islam, selayaknyalah kita menyerahkan kepatuhan dan loyalitas pada para ulama’ sebagai pewaris Rasul dan pelanjut misi beliau. Kepatuhan dan loyalitas tiada lain merupakan wujud ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya.

Satu hari sebelum acara inti, diawali dengan kegiatan Khotmil Qur’an oleh pengurus Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz bersama jajaran pengurus Gerakan Pemuda Ansor Wonomerto serta simpatisan yang cinta Rasul. Sementara pra acara malam ini juga dimeriahkan dengan penampilan Tim Hadroh perwakilan dari PAC. JQH binaan Pimpinan Cabang Jam’iyyatul Qurro’ Wal Huffadz kabupaten Probolinggo. (Mp).