Abu Hasan al-Asyari; Bermula dari Karakter Pemikiran Muktazilah
Abu Hasan al-Asyari; Bermula dari Karakter Pemikiran Muktazilah

Keterangan Gambar : ilustrasi gambar bersumber dari www.iqra.id

nuprobolinggo.or.id - Abu hasan al=Asy’ari lahir di Basrah 260 H/873 M dan wafat di Baghdad 324 H/935 M, Ia meliliki nama lengkap Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdilah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari. Konon Dia dinisbatkan dengan nama Abu Musa al-Asy’ari salah satu juru-runding kubu Ali bin Abi Thalib pada masa setelah perang Shiffin pada perundingan  Muawiyah.

Abu Hasan al-Asy’ari adalah pengikut setia aliran Mu’tazilah. Dimasa itu Ia berguru pada seorang pemimpin Mu’tazilah di Basrah yang bernama Abu Ali al-Jubba’i. Abu Hasan al-Asy’ari terkenal dengan sosok yang cerdas dan terampil hingga Dia menguasai keilmuan tingkat atas terkait kemu'tazilah-an. Dia juga sering menggantikan gurunya dalam berceramah dan dalam acara-acara debat ilmiah di masa itu. Abu hasan juga banyak membuahkan bayak kitab sebagai cerminan pembelaan terhadap ajaran Mu’tazilah.  

Hengkangnya abu Hasan al-Asy’ari dari Mu’tazilah setelah berumur 40 tahun, ini disebabkan dengan alasan diantaranya pernah bermimpi bertemu Rasulullah Saw. yang diperintahkan langsung untuk mengikuti ajaran sunnah Nabi Saw. sementara beberapa pendapat bahwa Abu Hasan al-Asy’ari keluar dari paham Mu’tazilah disebabkan ketidakpuasan beliau terhadap jawaban dan penjelasan gurunya terkait keangamaan yang cenderung tidak menyakinkan-Nya. Disamping juga ajaran Mu’tazilah cenderung tidak banyak diterima dari mayoritas masyarakat ulama.

Semenjak itu juga abu Hasan al-Asy’ari mengarang 55 judul kitab (baca di kitab al-Amd) termasuk dalam kitabnya ada yang membantah pemikiran Aristoteles (baca kitab al-Sama wa al-Alam). Selain itu karangan beliau juga banyak menentang dari tokoh-tokoh Mu’tazilah seperti al-Jubba’I, Abi Hasyim,  al-Balkhi, Wara’, al-Iskafi, Abi al-Hazil, dan lainnya. Termasuk menkritik dari dirinya sendiri semenjak menganut faham Mu’tazilah.

beberapa tentangan Abu hasan al-Asya’ri terhadap pendapat Mu’tazilah adalah menentang pemikiran bahwa al-Qur’an itu Makhluk (baca kitab al-Luma fi al-Radd dan kitab al-Ibadanah). Selanjutnya al-Asy’ari menentang tentang bahwa manusia bebas yang dinginkannya (Jabariyah) sedangkan menurutnya baik-buruknya seseorang itu tergantung dari kehendak Allah. Selanjutnya al-Asya’ri menentang pendapat mu’tazilah bahwa orang Islam kalau sudah  melakukan dosa besar tidak lagi mukmin dan juga bukan orang kafir. Dan juga pandangan al-Asy’ari akal tidak memiliki kedudukan seperti yang diyakini Mu’tazilah.

Semetara pemikiran Mu’tazilah yang dibenarkan oleh al-Asya’ari adalah tentang berbagai istilah dalam al-Qur’an seperti Yadul-lah dan Wajhul-lah menurutnya  tidak harus digambarkan bahwa Allah memiliki tangan dan wajah.* Wallahu a’lam. (*)

*Dari Berbagai Sumber

Oleh : Moch Mahsun