nuprobolinggo.or.id -MADINAH- Jemaah Calon Haji atau JCH Kabupaten Probolinggo telah lima hari berada di Madinah.
Dibandingkan dengan Probolinggo, cuaca di kota suci dengan luas 587,9 kilometer persegi ini jauh lebih panas.
Merujuk weather.com, cuaca Madinah berkisar antara 28-45° celcius pada Rabu (22/6/2022). Sementara di Probolinggo, hanya berkisar 24-32°celcius pada hari yang sama.
Tiga hari pertama berada di kota suci kedua setelah Mekkah ini, hari-hari jemaah diisi dengan ziarah ke tempat-tempat bersejarah.
Dimulai dengan ziarah dakhili, yakni berkeling Masjid Nabawi, yang dibangun Rasulullah 1400 tahun silam.
Kemudian ke tempat-tempat bersejarah, seperti Masjid Ghamamah, Museum Al-quran di sekitar Masjid Nabawi, ke Masjid Sayid Abu Bakar, Kebun Kurma Majeed, Masjid Quba, Jabal Uhud, dan Masjid Qiblatain.
Berkeling kota atau city tour di kota yang dibangun nabi, jemaah merasa senang. Tak sedikit yang mengabadikan pengalaman berada di tempat-tempat berseharah dalam peradaban Islam itu dengan hanphone.
Berada di kota dengan suhu jauh lebih panas, jemaah dituntut pandai memelihara daya tahan tubuh.
"Jemaah selalu sedia alat semprot yang diisi air, untuk disemprotkan ke wajah," kata H. Karsono, responden nuprobolinggo.or.id yang menjadi Petugas Haji Daerah Kabupaten Probolinggo.
Di luar ruangan, tak sedikit jemaah yang mengenakan kacamata hitam anti panas. Itu dilakukan untuk menjaga kesehatan mata di tengah cuaca terik.
"Cuaca ekstrim, panas pol. Ada jemaah sampai mimisan, dan bibir pecah-pecah," sebut Karsono. Kesehatan jemaah selalu dipantau petugas kesehatan.
Memasuki hari keempat pada Selasa (21/6/2022), jemaah Kabupaten Probolinggo yang tergabung dalam kloter 19, memperbanyak i'tikaf di Masjid Nabawi. Untuk menyempurnakan Shalat Arba'in. (*)